Pemprov DKI Jakarta berniat menertibkan lokalisasi Kalijodo, Jakarta. Lokalisasi itu rencananya akan dibuat kawasan hijau oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Mengetahui Kalijodo akan ditertibkan, Pekerja Seks Komersial (PSK) rupanya sudah buru-buru pergi dari kawasan lokalisasi kelas bawah tersebut. Nani (30) pemilik indekos di kawasan Kalijodo, Jalan Kepanduan II, Penjaringan, Jakarta Utara, mengaku para PSK yang biasa kos di tempatnya sudah izin untuk pergi.
"Mereka pamitan kepada saya lewat BBM. Mereka bilang mau pindah. PSK yang tempati kos-kosan saya ada 25 orang," kata Nani. Dia menjelaskan, PSK yang pernah menempati kos-kosannya, memiliki tarif Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu dalam sekali kencan. "Ya mereka bisa menerima beberapa pelanggan. Paling tarifnya Rp 200 ribu sekali masuk, atau Rp 100 ribu sekali masuk. Yah kadang-kadang jablay-nya ada yang cakep, ada yang jelek," kata dia.
Menurut cerita dari PSK yang pernah tinggal di kos-kosan milik Nani tersebut, mereka terjun ke dalam tempat esek-esek tersebut karena faktor disakiti lelaki. "Mereka (PSK) itu terjun ke dunia seperti ini bukan karena berbelit utang atau kebutuhan ekonomi. Itu sih menurut saya," tutupnya.
Sumber: merdeka.com
"Mereka pamitan kepada saya lewat BBM. Mereka bilang mau pindah. PSK yang tempati kos-kosan saya ada 25 orang," kata Nani. Dia menjelaskan, PSK yang pernah menempati kos-kosannya, memiliki tarif Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu dalam sekali kencan. "Ya mereka bisa menerima beberapa pelanggan. Paling tarifnya Rp 200 ribu sekali masuk, atau Rp 100 ribu sekali masuk. Yah kadang-kadang jablay-nya ada yang cakep, ada yang jelek," kata dia.
Menurut cerita dari PSK yang pernah tinggal di kos-kosan milik Nani tersebut, mereka terjun ke dalam tempat esek-esek tersebut karena faktor disakiti lelaki. "Mereka (PSK) itu terjun ke dunia seperti ini bukan karena berbelit utang atau kebutuhan ekonomi. Itu sih menurut saya," tutupnya.
Sumber: merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar